Sabtu, 05 Juli 2014

Jarak


Kita telah belajar banyak hal dari spasi, bahwa hadirnya jarak mengajarkan banyak makna. Malam itu engkau mengirim pesan kepadaku; “kenapa hadirnya jarak hanya membuat hati semakin sesak?”. Aku tersenyum menjawab: “bukankah jarak dicipta agar kita dapat bergerak, meraih cita sebanyak yang dikehendak?”

Namun rasanya aku terlalu naïf bila merayakan keterpisahan ini. Saat detik-detik hanya bisa bicara pada udara, saat menit-menit hanya bisa menatap bintang yang angkuh di angkasa. Saat jam, hari, minggu, bulan silih berganti merajut masa. Waktu memang terlalu angkuh untuk mengakui rindu yang mendera.

Tapi bukankah kita berjanji untuk bersabar? Maka sabar itu akan mendekatkan yang jauh,  memudahkan yang berat, mempersingkat yang lama dan tentu saja akan merapatkan yang berjarak. Percayalah

Kelak, aku akan menjemputmu di taman tanpa bunga. Di taman itu, mungkin tak ada monumen cinta apalagi mahkota raja, juga tak ada patung-patung artistik apalagi kursi yang penuh manik-manik, juga tak ada air mancur atau hiasan apa saja.  Tapi kehadiranmu sungguh telah memperindah semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar