Gelisah. Semua orang pasti pernah
merasakan yang namanya gelisah, galau. Baik karena kesalahan yang diperbuat,
perdagan yang dikhawatirkan, masa depan yang belum jelas, atau apapun yang
membuat kedamaian hati terusik. Gelisah.
Kegelisahan kita kali ini tentang Gaza,
kota Ummat Islam yang ingin direbut pakasa oleh Israil, yang katanya ‘tanah
yang dijanjikan’. Segala cara mereka
lakukan, segala tipudaya mereka upayakan, meski dengan berperang bahkan dengan membunuh
sekalipun. Untuk merebut gaza dari
tangan Ummat Islam.
Dunia mengutuk. orang-orang yang ‘punya
hati’ menyumpah. Sebab, “muslim yang satu dengan muslim yang lain adalah serupa
anggota badan. Satu yang disakiti, semua akan merasakan.” Lantas kita berdoa
sebagai simpati dan empati terhadap kaum Muslim yang diserang habis habisan oleh
Israil.
Kita mendoakan kemengan dan
kemerdekaan untuk Palestina, tak lupa kita mendoakan kaum kafir dan yahudi agar dihancurkan dan dibinasakan. Salahkah? Sepintas
tak ada yang terlihat salah. Tapi coba kita perhatikan baik-baik, jika kita
berdoa agar Allah membinasakan kaum kafir, Lalu Allah mengabulkannya, mereka
semua binasa. Lalu, apa kira-kira tempat mereka (orang-orang kafir) itu setelah
mereka dibinasakan? Yang kita yakini, sebaik-baik tempat mereka adalah neraka. Lalu
muncul pertanyaan berikutnya, kemana Setan ingin menjerumuskan manusia? Jawabnya
juga Neraka. Lalu apa bedanya kita dengan Setan jika sama-sama menjerumuskan
mereka ke dalam Neraka?
Apakah kita lupa hadis Rasulullah,
ketika ada mayat Yahudi lewat dihadapan Nabi lalu Nabi menangis? Ditanyalah
Nabi, Apa yang membuatmu menangis wahai Rasulullah? “Telah lolos dariku satu
jiwa dan ia masuk neraka.” Coba kita perhatikan perbedaan kita dengan
Rasulullah yang berusaha member petunjuk kepada manusia dan menjauhkan mereka
dari api neraka.
Kita harus ingat, bahwa penduduk
terbesar bumi adalah orang-orang kafir. Kita juga harus ingat bahwa menjadi
jalan hidayah bagi seseorang adalah amal jariah yang terus mengalir tiada
akhir, maka alangkah baiknya jika kita berdoa agar Allah memberikan hidayah
kepada orang-orang kafir tersebut. Maka dengan berislamnya mereka terang
benderanglah dunia. Sebagaimana Rasulullah
ketika dimusuhi habis-habisan oleh ‘dua Umar’, beliau justru berdoa agar Allah
memberikan hidayah kepada ‘Dua Umar’. Maka terang benderanglah Islam setelah
Allah memberikan hidayah kepada sosok pemberani, Umar bin Khatttab.
Kita tahu, serangan yang dilancarkan Israil terhadap palestina
adalah tindakan Barbar dan menafikan nilai-nilai kemanusiaan dan hukum Internasional.
Terhadap semua itu, harusnya tidak membuat hati kita keruh dan turut menjadi orang
barbar dengan mendoakan kehancuran dan kebinasaan kepada mereka. Kita memang
wajib membenci kezaliman, tapi kita tidak berhak sedikitpun membenci orang yang
zhalim. Bencilah kezaliman, jangan benci orangnya. Bencilah ketidakadilan,
jangan hina orangnya. Sebab Islam adalah rahmatan Lil Alamin. Dan muslim adalah
orang yang apabila orang lain selamat dari mudharat lisan dan tangannya.
#PrayForGaza.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar