Minggu, 06 Juli 2014

All About July


Semua orang lahir dari rahim seorang perempuan bukan? Tentu saja ini hanya pertanyaan retorika. Semua orang akan menjawab dengan mengangguk iya. Tapi lain jawaban jika pertanyaan itu dilontarkan kepadaku, maka jawabannya adalah tidak. Aku berbeda. Aku dilahirkan dari rahim seorang malaikat. Bagiku, ibu adalah malaikat.

Di hari-hari sekira 20 tahun yang lalu, mungkin aku hanyalah seonggok calon bayi yang makan dan bertahan hidup melalui plasenta. Kemudian di suatu sore ditahun yang sama, aku dikeluarkan dari rahim ibuku dibantu oleh seorang bidan kampung, dulu disebut dukun beranak. Aku menghirup udara untuk pertama kalinya tanpa bantuan plasenta, juga melihat cahaya dan berteriak untuk pertama kalinya.

Kabarnya, penduduk kampung geger. Orang-orang heboh membicarakan kelahiranku. Selepas maghrib, mereka berbondong-bondong menjengukku. Bapak-bapak membawa obor yang terbuat dari bambu. Anak-anak meniup terompet sebagian lagi menyalakan kembang api. Para pemuda menabuh bedug sepanjang perjalanan. Ibu-ibu menyayikan lagu perjuangan menyambut kemenangan. Bahasa singkatnya, mereka membuat gaduh alias berisik.
Mereka tampak suka ria mendengar kabar ini. kelahiran seorang anak yang menurut dukun-dukun kampung adalah penyelamat dari paceklik dan kekeringan akibat kemarau panjang, juga sebagai pahlawan yang membela tanah air  akan mengusir penjajah dari tanah bumi pertiwi.

Kabar ini cepat menyebar ke seluruh penjuru negeri. Presiden yang mendengar kabar ini lantas mengumpulkan kabinet-kabinetnya, mengadakan rapat mendaddak, mereka tak mau ketinggalan ikut ambil bagian merayakan momen bahagia ini. Setengah jam kemudian, setelah semua peserta rapat setuju, Pak Presiden memutuskan bahwa tepat di hari kelahiranku itu, 23 juli, ditetapkan sebagai hari anak nasional.  

Ternyata tidak hanya di negeri ini kabar kelahiranku disambut gagap gempita, di negeri tiongkok sana, mereka juga merayakan kelahiranku. Mereka percaya akulah anak yang ditunggu itu, yang menurut Zhuge Liang adalah anak yang mampu menyatukan kembali Negara iar, api, udara dan tanah, serta mampu menaklukkan alien yang akan menyerang bumi. Seluruh bumi gagap gempita menyambut kelahiranku.

Cukup. Jangan terlalu serius membacanya, nanti tambah bingung. Percayalah, aku sangat meragukan kepekaan dan kemampuan intelektualitas anda kalau anda mempercayai 4 paragrap di atas. Bukankah Indonesia sudah merdeka sejak 1945? Dan peceklik panjang di Indonesia terjadi tahun 1997? Oi, saya sangat meragukan pengetahuan anda tentang sejarah kalau anda mempercayai cerita saya di atas.  Atau jangan-jangan kalianlah orang-orang yang mencontek saat Ujian Nasional sehingga sejarah Indonesia merdeka saja tidak tahu? Ups, sudah dapat dosa berbohong, aku malah su’udzhon pula. Hiskss…

Satu-satunya kebenaran dari 5 paragrap di atas adalah 23 juli yang ditetapkan sebagai hari anak nasional. Sedang Zhuge Liang dia bukanlah peramal, dia adalah ahli strategi perang dari Negeri Tiongkok, dan tidak ada hubunghannya dengan Mama  Lauren apalagi Ki Joko Bodo. Jadi anda hanya buang-buang waktu membaca 5 paragrap tidak penting di atas. Hehehe…

20 tahun kemudian.

Anak yang dulu dielu-elukan itu. Anak yang dulu jadi kebanggan seluruh penduduk kampung itu, adalah orang yang menulis cerita ngawur ini. Sekarang ia berperang melawan kebodohan seraya belajar menulis. Sebab ia percaya, sebuah buku sungguh mampu menggugah jiwa, mengubah dunia. Maka ia bertekat untuk mengembalikan harapan penduduk kampung. Menjadi pahlawan yang akan mengusir dan membabat habis kebodohan. Hehehe… Ngakk ada hubungannya ya? Kita memang tidak sedang membahas hubungan bukan? Bukankah kita sudah putus bertahun tahun yang lalu?. Sudah berkali-kali aku bilang, aku tidak mau pacaran. Pacaran itu dosa. Tapi kamu tetap saja maksa. Lho? Kok jadi bahas itu? Tau ah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar