Tanggal 2 mei yang baru saja berlalu, merupakan hari yang bersejarah bagi Indonesia, hari itu dijadikan sebagai hari pendidikan Nasional. Saya kemudian teringat isi khotbah singkat pak DR. Abdul ghafur isinya sangat menarik, yang mungkin membuat para pemuda tersenyum lebar, mereka (saya khususnya) menemukan sebuah titik terang tentang cara yang harus ditempuh untuk meraih kebahagiaan masa depan :D
Haduuh fahmi bertele-tele banget, apa hubungannya coba sama hari pendidikan ? J hehehe sabar dikit dan jangan diterusin membaca. Eeh dibilangin malah ngeyel , jangan diterusin, berhenti !
Ketika itu pak DR. Abdul ghafur memaparkan tentang percakapan seseorang yang dituduh nakal dengan sayyidina Umar. Umar tidak lantas menyalahkan “seseorang” yang dituduh nakal tadi, lalu Umar b. khattab mencari tau kenapa si anak tadi menjadi Nakal, berikut kira-kira percakapannya, dangan redaksi yang berbeda tapi substansinya sama insya Allah,;
Anak : (اليس حقوق الولد لابيه؟ ) bukankah seorang anak memiliki hak-hak terhadap orang tuanya ?
Umar menjawab : (نعم) ya
Anak : (ما هي يا امير المؤمنين؟ ) apa saja hak2 itu hai Amirul mu’miniin ?
Nah, jawaban sayyidina Umar ini yang kemudian membuat beberapa pemuda tersenyum, namun juga harus mengintrospeksi dirinya :D
Sayyidina umar memulai jawabannya dengan (ان ينتقي امه) jadi , salah satu kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah memilihkan ibunya, yaitu memilih calon istri :D . kalau kita mau memperhatikan, betapa luar biasanya konsep penddikan dalam islam, jauh-jauh hari islam merumuskan strategi terbaik untuk peserta didik, bahkan mulai dari ketika orang tuanya masih muda,masih belum punya pasangan. kenapa islam menyuruh memilih istri yang baik ? karena rumah adalah tempat pedidikan pertama, dan ibu adalah pendidik terbaik sepanjang masa.
Kemudian yang kedua adalah (ان يحسّن اسمه) memberinya dengan Nama yang baik. Kita sering mendangar ungkapan, “apalah Arti sebuah nama” ini sangat bertentangan dengan konsep pendidikan dalam islam, bukankah Nama itu bagian dari doa (الاسم جزء من الدعاء) ? bukan kah ketika diakhirat seseorang dipanggil dengan namanya dan Nama Ayahnya ?
Kemudian Umar meneruskan yang ketiga yaitu (ان يعلمه ا لكتاب اى القران) kewajiban yang ketiga yaitu mengajarkan Alqu’ran. Kalau hal ini sudah dilaksanakan, saya rasa tidak perlu lagi tes membaca Alqur’an di UIN kita ter (ter apa yah ? ) jawab sendiri aja deh :D
Si Anak kemudian melanjut kan perbincangannya, (لم يفعل شيأً عليَ من تلك الثلاثة) orang tuaku tidak pernah melakukan semua itu. (سمّني جعلان) mereka menamai aku ji’lan (artinya parit ) (اما امي المجوسي) adapun ibuku adalah seorang majusi (ولم يعلّمني حرفا من القران) dan orang tuaku tidak pernah mengajarkan aku satu huruf pun dari pada Al-qur’an.
lalu salahkah jika dia menjadi anak yang nakal ? ini tanggung jawab kita sebagai seorang pemuda/i. dan juga sebagai wadah kita untuk mengoreksi dan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, begitulah Islam, tidak ada referensi yang lebih baik daripadanya. Semua permasalahan sebenarnya bias dipecahkan oleh islam, cuman karena kita kering pemahaman terhadap islam, dan lebih bangga terhadap pemikiran Asing, akhirnya kita tertinggal.
Untuk menashehati diri ini, dan juga teman-teman, saya mempunyai syiir yang harus kita gunakan untuk Renungan. Yang pengen menghafal silahkan, karena saya juga dulu diwajibkan untuk menghafal, untungnya saya tidak pernah disuruh mengangkat kursi J #kangenpondok.ac.id
(يسعى الفتى لامور قد تضر به وليس يعلم ما يأتى وما يضع) "seorang pemuda, ketika bekerja terkadang pekerjaannya memudaratkan dirnya sendiri, karena dia belum tahu apa yang akan dating dan Apa yang telah berlalu.
Syiir ini selaras dengan lagu rhoma irama, yang didalam film sang pemimpi oleh seorang siswa dijadikan sebagai kata-kata inspirasinya, ketika sang guru meminta untuk mengucapkan kata inspirasi hari ini, kata2 itu adalah, “darah muda, darahnya para remaja” yang tak pernah mau mengalah walau salah tak peduli.
Syiir kedua yaitu (التوبة حسنة ولكن للشباب احسن) taubat itu baik tapi bagi seorang pemuda lebih baik
(الحياء حسن ولكن للنساء احسن) malu itu baik, tapi bagi seorang perempuan, malu itu lebih baik. Sayangnya dua hal ini sudah mulai memudar dikalangan pemuda dan pemudi, nilai-nilai seperti itu dinggap kolot dan ketinggalan zaman, Astaghfirullaah, mari kita berusaha menjadi generasi terbaik, :)
terima kasih mau mambaca tulisan yang amburadul ini… looks easy with a glass of tea. Ais.
Haduuh fahmi bertele-tele banget, apa hubungannya coba sama hari pendidikan ? J hehehe sabar dikit dan jangan diterusin membaca. Eeh dibilangin malah ngeyel , jangan diterusin, berhenti !
Ketika itu pak DR. Abdul ghafur memaparkan tentang percakapan seseorang yang dituduh nakal dengan sayyidina Umar. Umar tidak lantas menyalahkan “seseorang” yang dituduh nakal tadi, lalu Umar b. khattab mencari tau kenapa si anak tadi menjadi Nakal, berikut kira-kira percakapannya, dangan redaksi yang berbeda tapi substansinya sama insya Allah,;
Anak : (اليس حقوق الولد لابيه؟ ) bukankah seorang anak memiliki hak-hak terhadap orang tuanya ?
Umar menjawab : (نعم) ya
Anak : (ما هي يا امير المؤمنين؟ ) apa saja hak2 itu hai Amirul mu’miniin ?
Nah, jawaban sayyidina Umar ini yang kemudian membuat beberapa pemuda tersenyum, namun juga harus mengintrospeksi dirinya :D
Sayyidina umar memulai jawabannya dengan (ان ينتقي امه) jadi , salah satu kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah memilihkan ibunya, yaitu memilih calon istri :D . kalau kita mau memperhatikan, betapa luar biasanya konsep penddikan dalam islam, jauh-jauh hari islam merumuskan strategi terbaik untuk peserta didik, bahkan mulai dari ketika orang tuanya masih muda,masih belum punya pasangan. kenapa islam menyuruh memilih istri yang baik ? karena rumah adalah tempat pedidikan pertama, dan ibu adalah pendidik terbaik sepanjang masa.
Kemudian yang kedua adalah (ان يحسّن اسمه) memberinya dengan Nama yang baik. Kita sering mendangar ungkapan, “apalah Arti sebuah nama” ini sangat bertentangan dengan konsep pendidikan dalam islam, bukankah Nama itu bagian dari doa (الاسم جزء من الدعاء) ? bukan kah ketika diakhirat seseorang dipanggil dengan namanya dan Nama Ayahnya ?
Kemudian Umar meneruskan yang ketiga yaitu (ان يعلمه ا لكتاب اى القران) kewajiban yang ketiga yaitu mengajarkan Alqu’ran. Kalau hal ini sudah dilaksanakan, saya rasa tidak perlu lagi tes membaca Alqur’an di UIN kita ter (ter apa yah ? ) jawab sendiri aja deh :D
Si Anak kemudian melanjut kan perbincangannya, (لم يفعل شيأً عليَ من تلك الثلاثة) orang tuaku tidak pernah melakukan semua itu. (سمّني جعلان) mereka menamai aku ji’lan (artinya parit ) (اما امي المجوسي) adapun ibuku adalah seorang majusi (ولم يعلّمني حرفا من القران) dan orang tuaku tidak pernah mengajarkan aku satu huruf pun dari pada Al-qur’an.
lalu salahkah jika dia menjadi anak yang nakal ? ini tanggung jawab kita sebagai seorang pemuda/i. dan juga sebagai wadah kita untuk mengoreksi dan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, begitulah Islam, tidak ada referensi yang lebih baik daripadanya. Semua permasalahan sebenarnya bias dipecahkan oleh islam, cuman karena kita kering pemahaman terhadap islam, dan lebih bangga terhadap pemikiran Asing, akhirnya kita tertinggal.
Untuk menashehati diri ini, dan juga teman-teman, saya mempunyai syiir yang harus kita gunakan untuk Renungan. Yang pengen menghafal silahkan, karena saya juga dulu diwajibkan untuk menghafal, untungnya saya tidak pernah disuruh mengangkat kursi J #kangenpondok.ac.id
(يسعى الفتى لامور قد تضر به وليس يعلم ما يأتى وما يضع) "seorang pemuda, ketika bekerja terkadang pekerjaannya memudaratkan dirnya sendiri, karena dia belum tahu apa yang akan dating dan Apa yang telah berlalu.
Syiir ini selaras dengan lagu rhoma irama, yang didalam film sang pemimpi oleh seorang siswa dijadikan sebagai kata-kata inspirasinya, ketika sang guru meminta untuk mengucapkan kata inspirasi hari ini, kata2 itu adalah, “darah muda, darahnya para remaja” yang tak pernah mau mengalah walau salah tak peduli.
Syiir kedua yaitu (التوبة حسنة ولكن للشباب احسن) taubat itu baik tapi bagi seorang pemuda lebih baik
(الحياء حسن ولكن للنساء احسن) malu itu baik, tapi bagi seorang perempuan, malu itu lebih baik. Sayangnya dua hal ini sudah mulai memudar dikalangan pemuda dan pemudi, nilai-nilai seperti itu dinggap kolot dan ketinggalan zaman, Astaghfirullaah, mari kita berusaha menjadi generasi terbaik, :)
terima kasih mau mambaca tulisan yang amburadul ini… looks easy with a glass of tea. Ais.