Kita seringkali lupa, bahwa untuk merasakan manisnya gula,
kita perlu mencicipi garam. Begitu pula tentang bahagia, untuk mengenalnya, barangkali
kita harus tahu bagaimana rasanya sakit. Pepatah dari gurun sana pernah bilang,
“Bididdihaa, Ta,rifil Asyyaa…” justru dengan antonimnya, kita akan mengetahui
hakikat sesuatu.
Suka-duka, pahit-manis, getir-bahagia, adalah dua sisi
kehidupan yang tidak dapat kita hindari. Rasa takut, atau bahkan lari dari
kenyataan, tidak akan menyelamatkan dari takdir Tuhan. Jalani, hadapi, biarlah
Dia yang meng-ATAS-i.
Terhadap takdirNya, tak ada protes, tak ada keberatan. Sebab,
yang kita lihat, belum tentu seperti yang kita bayangkan. Yang kita pikirkan, belum
tentu seperti yang Dia inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar