Rabu, 12 Maret 2014

Jangan Siakan Mudamu



“Tidak akan bergeser kedua kaki anak adam di hari kiamat dari sisi Rabbnya, hingga ditanya tentang lima perkara (yaitu) ; tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan  dari ilmu yang dimilikinya”
~Baginda Rasulullah SAW~

Jangan tertipu dengan nikmat sehat
Karena syarat wafat tak perlu sakit
Jangan terlena dengan masa muda
Karena sebab mati tak harus tua
(Fahmi ‘Ain-Fathah)


“Pemuda” kata Doktor Hassan wasfi dalam bukunya hamasah fi udzuni syabab “laksana seorang musafir yang bepergian ke kota, Disana banyak jalan. Ada banyak tikungan”. “maka” kata beliau melanjutkan, “pejalan seperti itu harus membutuhkan peta atau penunjuk jalan agar tidak tersesat.

Banyak diantara kita yang berpendapat bahwa masa muda identik dengan dunia berfoya, masa-masa menikmati hidup, bermain game, menghabiskan waktu dengan uring-uringan dan malas-malasan  dengan alasan mencari jati diri. Padahal begitukah pemuda? Jati diri apa yang di dapatkan jika mencarinya dengan seperti itu?

Betul pemuda tidak berpengalaman, tapi dengan ketidak berpengalamannya itu pemuda justru mampu menciptakan hal-hal baru. Karena yang berpengalaman cendrung mengatasi sesuatu dengan cara yang sama, berdasarkan pengalamannya.

“Pemuda itu hijau” ujar Salim A. Fillah dalam menyimak kicau merajut makna, “hijau artinya terus bertumbuh. berkembang. Mekar. Membesar.”. “kalau tua justru bahaya” lanjut beliau, “karena tinggal menunggu ia membusuk”. Nah!

Umpama sinar matahari, masa muda adalah waktu ketika matahari tepat diatas ubun-ubun. Memberikan cahaya paling terang dan menyemburkan hangat terdahsyatnya. Nah, sayangkan kalau energi terkuat justru dihabiskan untuk berfoya dan maksiat? Astaghfirullah… Na’udzubillah… bukankah pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah adalah salah satu golongan yang dilindungi oleh Allah dihari tiada perlindungan kecuali lindungan-Nya? Nah! Kenapa kita enggan memilih jalan keren ini?

“Allah, dialah yang menciptakan kamu dari keadan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dialah Yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.” (Q.S Ruum; 54)

***
Bagai mana cara memanfaatkan waktu? Seorang Ibnu uqail al-hambali punya jawaban sempurna. “tidak kuhalalkan bagiku” jelas beliau, “menyia-nyiakan sedetik pun waktu dari umurku”. Seperti yang kita ketahui, beliau lebih mengutamakan memakan kue dan segelas air dari pada memakan roti karena takut kehilangan waktu selagi mengunyahnya.

Abdullah ibnu Mas’ud R.A juga mengajarkan kepada kita betapa berartinya waktu. “Aku tidak pernah menyesali sesuatu” ujar beliau dalam syiirnya, “sebagai mana aku menyesali hari yang telah tenggelam matahari. “umurku berkurang” lanjut beliau, “sedang amalku tidak bertambah”.

Ada lagi pengakuan seorang penyair arab sekaligus renungan mendalam bagi kita yang mengaku muda, “Jika hari berlalu” ujarnya, “sedang aku tidak mendapat petunjuk dan tidak memanfaatkan ilmu. Lalu apa makna umurku ini?

***
Suatu ketika seorang pemuda terisak-isak menyaksikan teman seumurannya asyik bermain game. Seorang lelaki berjanggut tipis datang menghampirinya dengan senyum termanis.
“Kamu mau aku belikan mainan seperti itu?” katanya menawarkan dengan tulus.
Tapi apa jawaban si pemuda?
“bukan karena itu aku menangis” ujar pemuda masih tersedu-sedu. “aku menangis” ujarnya, “karena mereka diciptakan bukan untuk bermain-main”.
“Apakah mereka tidak mendengar firman Allah?” lanjutnya sambil membacakan firman Sang Pencipta dengan air mata makin deras mengalir  “maka apakah kamu mengira bahwa kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak dikembalikan kepada kami? (Q.S Al-mu’minun 115)
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar